Tingkat Kesembuhan Covid-19 Membaik
Pada 399 Kabupaten Atau Kota
–JAKARTA– Persentase kesembuhan pasien Covid-19 di sebagian besar kabupaten atau kota di Indonesia memiliki angka kesembuhan yang cukup baik. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19
Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, MSc. Ph.D. menyebut 77,6% atau 399 dari 514 kabupaten/kota memiliki tingkat kesembuhan antara 50 – 100%.
“Ini adalah hal yang baik yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar kesembuhannya bisa mencapai 100%. Apabila penanganan kasusnya baik dan dini, maka potensi mendapatkan kesembuhan 100% sangat besar,” ungkapnya dalam jumpa pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Kantor Presiden, Selasa (29/9/2020) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Meski demikian 19,3% atau sebanyak 99 kabupaten/kota yang memiliki persentase kesembuhan kurang dari 50%. Pemerintah daerah setempat diminta untuk dapat meningkatkan kesembuhan dan meningkatkan pelayanan kesehatan dan penanganan dini. Juga segera berkoodinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Satgas Covid-19 agar bisa dibantu.
Perkembangan kasus Covid-19 dalam satu pekan ini persentase kenaikannya mencapai 15,1%. Kenaikan kesembuhan tertinggi berada di Jawa Barat (767), Riau (625), Banten (573), Jawa Tengah (483) dan Sulawesi Selatan (379).
Persentase kesembuhan tertinggi berada di Maluku Utara (87,94%), Kepulauan Bangka Belitung (86,35%), Gorontalo (86,20%), Kalimantan Selatan (84,27%) dan Jawa Timur (83,81%).
“Pada minggu ini Jawa Timur masuk dalam 5 besar peningkatan kesembuhan, dan ini perlu diapresiasi dan terus dijaga agar tetap tinggi angka kesembuhannya,” harap Wiku.
Untuk perkembangan kasus positif mingguan secara nasional terjadi kenaikan 16,4% dibandingkan pekan sebelumnya atau dari 26.314 menjadi 30.641. Ada 5 provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi per 29 September 2020, yakni Jawa Barat (1.726), DKI Jakarta (1.002), Kalimantan Timur (584), Sumatera Barat (603) dan Jawa Tengah (338).
“Di Minggu ini Jawa Barat bertambah angka yang cukup besar dan signifikan terhadap angka kasus positif nasional. Ini perlu menjadi perhatian bersama,” katanya. Selain itu apresiasi diberikan pada Banten, Sulawesi Selatan, Riau dan Papua yang Minggu lalu masuk 5 besar, kini sudah tidak lagi.
Pada kasus kematian mingguan ada kenaikan 0,2% atau dari 831 menjadi 833. Dilihat per provinsi, jika dibandingkan minggu lalu, Jawa Tengah masih masuk kedalam 5 besar tertinggi per 29 September 2020. Sedangkan DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat sudah berhasil menekan angka kematian dalam sepekan.
“Untuk Jawa Barat, Banten, Riau, dan Kalimantan Timur terjadi kenaikan angka kematian yang cukup signifikan dan masuk dalam 5 besar,” lanjut Wiku, secara kabupaten/kota memiliki angka kematian ada 384 atau 74,7% dari 514 kabupaten/kota di Indonesia memiliki tingkat kematian antara 1 – 10.
Selain itu masih ada 20 kabupaten atau kota yang memiliki angka kematian lebih dari 100 orang. Diantaranya Kota Surabaya, Kota Semarang, Jakarta Pusat, Sidoarjo, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Kota Makassar, Jakarta Selatan, Kota Medan, Gresik, Jakarta Utara, Kota Palembang, Kota Balikpapan, Kota Malang, Kota Banjarmasin, Demak, Pasuruan, Kota Manado, Kota Mataram dan Kudus.
Untuk pergerakan peta zonasi risiko mingguan per 27 September 2020, berdasarkan kabupaten/kota, zona merah (tinggi) naik dari 58 menjadi 62, zona oranye (sedang) naik dari 304 ke 305, Zona kuning (rendah) naik dari 111 ke 112, zona hijau terdiri dari tidak ada kasus baru turun dari 21 menjadi 19 dan tidak terdampak turun dari 20 menjadi 16.
Selain itu ia membeberkan ada 28 kabupaten/kota yang berhasil menurunkan risiko dari zona merah menjadi zona oranye. Tersebar di 15 provinsi. Apresiasi diberikan kepada 5 kabupaten/kota yang pada pekan lalu turun dari zona merah menjadi zona oranya. Yakni Kota Probolinggo, Lahat, Aceh Selatan, Kotabaru, dan Kota Waringin Timur.
Disamping itu ada 29 kabupaten/kota lainnya tersebar pada 15 provinsi, yang berhasil menurunkan zona risiko dari oranye menjadi kuning. Namun masih terdapat 8 kabupaten/kota yang pada pekan lalu mendapat perhatian dan belum bisa menurunkan zona risikonya diantaranya Meybrat, Halmahera Barat, Bulukumba, Minahasa Tenggara, Sukamara, Nias Utara, Yalimo dan Sinjai.